Berikut Mitos atau legenda mengenai bencana besar maupun Banjir besar yang terjadi di seluru dunia yang mungkin menjadi dasar pemikiran banjir terjadi di zaman Nabi Nuh.
adalah sebuah peradaban Mesopotamia yang di perkirakan ada tahun 3500SM. berdasarkan Kebudayaan Sumeria: Dewa yang bernama Enlil memberi tahu orang-orang bahwa dewa-dewa yang lain ingin menghancurkan umat manusia, namun ia berkenan untuk meyelamatkan mereka. Pahlawan dalam kisah ini adalah Ziusudra, raja yang taat dari negeri Sippur. Dewa Enlil memberi tahu Ziusudra apa yang harus dilakukan agar selamat dari Banjir. Teks yang menceritakan pembuatan kapal tersebut hilang, namun fakta bahwa bagian ini pernah ada terungkap dalam bagian-bagian yang menyebutkan bagaimana Ziusudra diselamatkan.
Kebudayaan Babilonia Kuno
Sebuah kebudayaan besar yang terletak di selatan Mesopotamia, yang terkenal dengan taman gantung yang menjadi salah satu dari keajaiban dunia pada masa kuno, Kebudayaan ini berdiri Abad ke 23 SM..berdasar-kan versi Babilonia, diceritakan lengkap mengenai rincian menyeluruh tentang banjir bahkan mengenai sebuah kapal besar di buat, di bandingkan dengan cerita dari kebudayaan Sumeria
Persamaan Cerita Sumeria dan Babilonia
Menurut catatan Sumeria-Babilonia, Xisuthros
atau Khasisatra diselamatkan dari banjir oleh sebuah kapal yang panjangnya 925
meter, bersama keluarganya, teman-temannya, dan berbagai jenis burung dan
bina-tang. Disebutkan bahwa “air meluap hingga ke langit, lautan menu-tupi
pantai, dan sungai meluap dari tepiannya”. Dan kapal itu pun akhirnya terdampar
di gunung Corydaean.
Kebudayaan Asiria
Menurut catatan Kebudayaan Asiria, Ubar
Tutu atau Khasisatra diselamatkan bersama keluarga, pembantu, ternaknya, dan
binatang-binatang liar dalam sebuah kapal yang panjangnya 600 kubit, tinggi dan
lebarnya 60 kubit. Banjir tersebut berlangsung selama 6 hari dan 6 malam.
Ketika kapal tersebut mencapai gunung Nizar, merpati yang dilepaskan kem-bali,
sedangkan burung gagak tidak kembali.
Kebudayaan India:
Dalam epik Shatapatha Brahmana dan
Maha-bharata dari India, seseorang bernama Manu diselamatkan dari banjir
bersama Rishiz. Menurut legenda, seekor ikan yang ditangkap oleh Manu dan
dilepaskannya, tiba-tiba berubah menjadi besar dan menyuruhnya untuk membuat
sebuah perahu dan mengikatkan ke tanduknya. Ikan ini dianggap penjelmaan dari
dewa Wishnu. Ikan tersebut menarik kapal mengarungi ombak yang besar dan membawanya
ke utara, ke gunung Hismavat.
Kebudayaan Wales:
Menurut legenda Wales (dari Wales, wilayah
Celtic di Inggris), Dwynwen dan Dwyfach selamat dari bencana besar dengan
sebuah kapal. Ketika bah yang amat mengerikan yang terjadi akibat meluapnya
Llynllion yang dinamai Danau Gelombang surut, mereka berdua memulai kembali
kehidupan di daratan Inggris.
Kebudayaan Skandinavia:
Legenda Nordic Edda mengisahkan tentang
Bergalmir dan istrinya yang selamat dari banjir dengan sebuah kapal besar.
Kebudayaan Lithuania:
Dalam legenda
Lithuania, diceritakan bah-wa beberapa pasang manusia dan binatang diselamatkan
dengan berlin-dung di puncak sebuah gunung yang tinggi. Ketika angin dan banjir
yang berlangsung selama dua belas hari dan dua belas malam tersebut mulai mencapai
ketinggian gunung yang hampir menenggelamkan mereka yang ada di sana, Sang
Pencipta melemparkan sebuah kulit kacang raksasa kepada mereka. Mereka yang ada
di gunung tersebut selamat dari bencana dengan berlayar bersama kulit kacang
raksasa ini.
Kebudayaan Cina:
Sumber-sumber bangsa Cina mengisahkan ten-tang
seseorang yang bernama Yao bersama tujuh orang lain, atau Fa Li bersama istri
dan anak-anaknya, selamat dari bencana banjir dan gempa bumi dalam sebuah
perahu layar. Dikatakan bahwa “seluruh dunia han-cur. Air menyembur dan
menenggelamkan semua tempat”. Akhirnya, air pun surut.
Mitologi Yunani:
Dewa Zeus memutuskan untuk
memusnahkan manusia yang menjadi semakin sesat, dengan sebuah banjir. Hanya
Deucalion dan istrinya Pyrrha yang selamat dari banjir, karena ayah Deucalion
sebelumnya telah menyarankan anaknya untuk membuat sebuah kapal. Pasangan ini
mendarat di gunung Parnassis sembilan hari setelah menaiki kapal.
Semua legenda ini mengindikasikan sebuah realitas sejarah yang
konkret. Dalam sejarah, setiap masyarakat menerima risalah, setiap insan
menerima wahyu suci, sehingga banyak kaum yang mengetahui peristiwa Banjir
Nuh. Sayangnya, begitu manusia berpaling dari esensi wahyu suci, catatan
tentang peristiwa banjir besar pun mengalami banyak perubahan dan berubah
menjadi legenda dan mitos.